Polda Kep. Bangka Belitung. Bid Humas,- Mendapatkan perintah langsung dari bapak Kapolda terkait tindak tegas para penambang Timah Ilegal yang ada di Kota Pangkalpinang pada saat tatap muka bersama dengan personil Dit Polair Polda Kep. Babel senin 10/02/2020.
Sat Polair Polres Pangkalpinang Gelar Razia TI Ilegal DAS di seputaran kota Pangkalpinang. Razia tambang inkonvensional (TI) timah ilegal disejumlah kawasan daerah aluran sungai (DAS) di Kota Pangkalpinang, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel), Kamis (6/2/2020) pagi sekitar pukul 07.00 WIB, hanya sia-sia belaka. Pasalnya, Kepala Satuan Polisi Perairan dan Udara (Kasat Polairud) Polres Pangkalpinang, AKP Heryanto yang memimpin langsung razia TI apung ini, tak memperoleh hasil apapun alias zonk.
Polisi tak sedikitpun mengamankan tersangka maupun barang bukti dari razia yang berlangsung hingga pukul 11.00 WIB di Kampung Opas, Pasir Putih dan Sumberjo. Demikian penuturan dari Kasat Polairud Polres Pangkalpinang, AKP Heryanto ditemui di Mapolres Pangkalpinang, Kamis (06/02/2020).
“TI apung di DAS tiga daerah ini sudah meresahkan masyarakat, makanya kami razia. Mereka selalu kucing-kucingan kalau dirazia dan bekerja dibalik pohon bakau,” tutur Kasat Polairud.
Ia juga menegaskan, akan lebih gencar lagi melaksanakan operasi Kegiatan Kepolisian Yang Ditingkatkan (K2YD), untuk memberantas tambang ilegal terutama di kawasan DAS.
“Hari ini (Kamis-red) ada 15 ponton di DAS Air Mawar yang bekerja sudah mendekati rumah dan mushola yang kita bubarkan dan hentikan. Akhir-akhir ini kita selalu gencar melaksanakan giat K2YD,” tegas Kasat Polair.
Polisi telah berupaya untuk menangkap pelaku tambang ilegal, namun menurutnya, terkendala air laut yang sudah keburu surut.
“Kapal kita gak merapat karena air sudah mau surut. Jadi, kita hanya bisa membubarkan, pekerjanya sudah melarikan diri,” katanya.
Selain itu ditegaskan Hery, pihaknya juga lebih meningkatkan untuk melaksanakan giat patroli rutin penambangan ilegal setiap hari.
“Kalau kita tidak patroli satu atau dua hari, mereka akan tumbuh lagi. Mereka bekerja dipinggir sungai, terlindung hutan bakau namun kita kedengaran bunyi mesinnya,” tandas Hery.